Pada suatu siang, seekor kelinci bernama Chika sedang berjalan beriringan dengan seekor tupai bernama Darsi menuju rumah Silla, kura-kura teman mereka. Dengan asiknya mereka mengobrol dijalan sampai tidak sadar kalau sudah sampai di rumah Silla. Rumah Silla didalam pohon dan persis sebelahnya terdapat ladang milik Silla yang berisi aneka sayuran.
“Darsi,
kamu duluan masuk ke rumah Silla ya, nanti aku menyusul.” Chika langsung
meninggalkan Darsi entah kemana. Darsi pun masuk ke rumah Silla. Silla mempersilahkan
Darsi dan menyuguhkan beberapa cemilan . Mereka pun asik berbincang tentang
ladang Silla yang penuh dengan sayuran.
Saat
sedang asik berbincang, tiba-tiba Chika datang. Mereka pun melanjutkan obrolan
mereka.
“Oh iya, besok aku ingin panen ladangku loh.” Ucap Silla.
“Jangan lupa bagikan wortelnya ke aku ya, haha.” Canda Chika
“Yah, sayang sekali Silla tidak menanam kacang-kacangan. Aku tidak kebagian
jatah dong?” Sambung Darsi.
Tidak
hanya mengobrol, mereka juga bermain. Hingga mereka tidak sadar kalau hari
sudah mulai sore.
“Chika,
Silla, aku pulang duluan ya. Ini sudah sore,” ucap Darsi tiba-tiba.
“Loh,
kenapa buru-buru?” Tanya Silla.
“Aku
ada sedikit urusan. Chika, kamu mau pulang denganku?” Jelas Darsi.
“Kamu
duluan aja, Darsi. Aku masih ingin disini sampai malam.”
Darsi pun meninggalkan rumah Silla. Sedangkan
Chika, ia bermain dengan Silla sampai malam.
Keesokan harinya, Chika pergi
kerumah Darsi untuk bermain. Mereka memang sering bermain bersama. Tapi tiba-tiba
Silla datang ke rumah Darsi dengan raut wajah marah.
“Silla, kamu kenapa?” Tanya Chika baik-baik.
“Tadi pagi saat aku ingin panen semua sayuranku, semua wortelnya hilang. Pasti
salah satu diantara kalian ada yang mengambilnya! Ayo, kalian mengaku!” Ucap
Silla dengan marahya.
“Kok kita yang dituduh? Kan bisa saja ada binatang lain! Jangan asal menuduh
dong!” Ucap Chika membela dirinya dan Darsi.
“Engga mungkin! Kan kalian yang kemarin ke rumahku! Saat aku ingin tidur, aku
menaruh alat perangkap di ladangku. Jadi kalau bukan kalian, pasti binatang itu
sudah terperangkap!”Ucap Silla dengan galak
“Chika mungkin yang mengambil! Kan Chika kelinci, memakan wortel. Kalau aku kan
tidak suka wortel!” Tuduh Darsi tiba-tiba. Chika tersentak kaget atas tuduhan
Darsi. Dan Silla menatap Chika tajam.
“Benar itu, Chika?” Tanya Silla.
“Enak saja kamu Darsi menuduhku! Aku memang kelinci dan memakan wortel, tapi tentu
saja aku membeli wortel ku, bukan mencurinya!” Ucap Chika membela dirinya.
“Tapi siapa lagi yang memakan wortel selain kamu! Kalau ada yang mencurinya
saat kita bermain di rumah Silla, pasti sudah ketauan orangnya dong!” Jelas
Darsi.
Saat mereka terus ribut, tiba-tiba seekor anak kelinci masuk ke rumah Darsi.
“Eh, Ika sudah pulang? Bagaimana tadi
mainnya?” Sapa Darsi kepada anak kelinci itu.
“Tadi mainnya seru, kak Darsi!” Jawab Ika dengan senangnya. Darsi yang baru
teringat kalau ada Chika dan Silla di rumahnya, ia memperkenalkan Ika ke
semuanya.
“Chika, Silla, ini Ika. Ia anak kelinci milik sahabatku. Sahabatku
menitipkannya kepadaku untuk beberapa hari kedepan, karena ada sedikit masalah
yang harus dia selesaikan. Ika, yang kelinci itu namanya kak Chika, kalau yang
kura-kura namanya kak Silla.” Ucap Darsi sambil menunjuk Chika dan Silla.
“Ooh, jadi ini yang namanya kak Silla? Makasih ya kak Silla untuk
wortelnya!” Kata Ika.
“Eh? Wortel apa?” Tanya Silla bingung.
“Itu, wortel yang kemarin! Kan kemarin kak
Darsi setelah pulang bermain, ia membawa banyaak sekali wortel. Kata kak Darsi,
wortel itu dari kak Silla. Jadi, makasih banyak ya kak wortelnya!” Ucap Ika.
Chika dan Silla pun menatap Darsi yang sedang gelisah. Mereka mulai mengerti
dengan semuanya.
“Ooh, jadi Darsi yang mencuri wortel ku kemarin?” Tanya Silla selidik.
“Umm.. Itu.. A-aku..” Darsi semakin gelisah di tempatnya, bingung mencari alas
an.
“Sudahlah, Darsi. Kamu jujur saja. Dari pada masalah semakin rumit.” Jelas
Chika halus.
“I-iya.. Aku kemarin yang mencuri wortel Silla. A-aku kemarin bingung
mencari makanan untuk Ika karena kemarin sudah sore. Jadi terpaksa aku
mencuri wortel Silla.” Jelas Darsi sambil menunduk. Silla menghela nafas
pelan.
“Kenapa kemarin kamu tidak bilang saja? Nanti kan bisa aku berikan kepadamu.
Kalau gini kan jadinya membuat masalah.” Ucap Silla.
“Aku takut kamu tidak mau memberikannya kepadaku. “ Ucap Darsi pelan.
Darsi pun meminta maaf kepada Silla
karena telah mengambil wortel di ladangnya tanpa izin. Ia juga meminta maaf
kepada Chika karena telah menuduhnya yang mengambil wortel Silla. Darsi juga
berjanji untuk tidak mengambil barang yang bukan hak miliknya lagi, karena itu
bisa menimbulkan masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar